Pada suatu hari Aisyah baru pulang sekolah , aisyah menonton televisi bersama adiknya , Ahmad. Sementara itu, ibu memasak makanan untuk makan siang di dapur . Ibu juga sambil mengawasi Aisyah dan Ahmad. Tiba – tiba , ibu kehabisan garam ketika memasak. Ibu meminta Aisyah untuk membeli garam di warung. Ibu pun memberikan uang 10 ribu kepada Aisyah. Aisyah mengajak Ahmad untuk membeli garam. Mereka berdua pergi ke warung. Sampai di warung, Aisyah membeli garam dengan uang dari ibu. Ternyata, masih ada kembaliannya, yaitu 8 ribu rupiah. Aisyah melihat es krim di kulkas warung. Tiba – tiba, Aisyah mau membeli es krim itu memakai uang kembalian ibu! ” Ahmad mau es krim? ” tanya Aisyah. Ahmad menjawaab ” mau kak, tapi kita ‘kan enggak punya uang. ” “Pakai uang kembalian garam saja. Kalau ibu tanya, bilang aja uangnya kita sedekahkan kepada pengemis itu. ” ucap Aisyah sambil menunjuk pengemis yang duduk di samping warung. ” Oh begitu ya, kak? oke, deh ” ucap Ahmad. Akhirnya, mereka membeli dua bungkus es krim seharga 7 ribu rupiah. Lalu, sisa uang seribu rupiah diberikan kepada pengemis itu. Sambil berjalan pulang, mereka memakan es krim. Aisyah pun selalu mengingatkan Ahmad agar berbicara seperti yang telah disepakati mereka kalau ibu bertanya. Sampai di rumah, Aisyah memberikan garam kepada ibu. Aisyah berkata : ” ibu, ini garamnya. oh iya, kembaliannya Aisyah berikan kepada pengemis di depan warung. Kasihan pengemis itu. Iya ‘kan Ahmad? ” Kata Aisyah sambil melirik Ahmad. ” Iya bu. Kasihan pengemis itu. ” Tambah Ahmad sambil menganggukkan kepala. ” Maasya allah, pintar sekali ya, anak ibu. Anak baik memang harus seperti itu, punya ras kasihan kepada yang membutuhkan.” Kata ibu sambil tersenyum. Namun, ibu merasa ada yang aneh. Ibu melihat noda coklat di kaus yang di pakai Ahmad. Ibu juga melihat bekas es krim di bibir Aisyah. “Oh iya, ibu membuat es krim coklat, ah, tapi untuk ibu dan untuk kak Faizah saja! ” kata ibu. “kenapa untuk ibu dan kak Faizah saja? kami juga mau, bu!” protes Aisyah dan ahmad. Lho, kalian sudah makan es krim ‘kan tadi di warung?” kata ibu. “Dari mana ibu tahu kalau makan es krim?” tanya Aisyah kepada ibu. “Dari noda es krim yang ada di baju Ahmad, dan juga bekas es krim di bibir Aisyah.” ucap ibu.” Ucap ibu. “Aisyah dan Ahmad berbohong? Bohong itu dosa, lho.” tegur ibu. “Hmmm…ibu, ini semua idenya kak Aisyah. Dia yang mengajari Ahmad untuk berbohong kepada ibu. Ahmad minta maaf ya, bu?” Ucap Ahmad menyesal. “Aisyah, apa benar yang dikatakan Ahmad?” Tanya ibu. Aisyah menganggukkan kepala. “Aisyah sudah baligh. Aisyah bukan anak kecil lagi. Kalau Aisyah berbohong, Allah SWT akan mencatat dosa untuk Aisyah. Kalau berbuat dosa, nanti akan masuk neraka. Allah itu Maha melihat dan Mahatahu, lho.” Nasihat ibu kepada Aisyah. “Iya, bu. Aisyah minta maaf. Aisyah menyesal. Aisyah janji tidak berbohong lagi.” Ucap Aisyah. “Iya, kali ini ibu maafkan, tapi Aisyah jangan mengulanginya lagi, ya.” Kata ibu sambil memeluk Aisyah. “iya, bu. Ahmad juga minta maaf , ya” Kata Ahmad sambil menun dukkann kepala. “Iya, Ahmad juga ibu maafkan, tapi jangan diulangi lagi, ya